PENGERTIAN KARYA
ILMIAH
Pengertian Karya
Ilmiah
“Karangan ilmiah
merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan dari
pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
- Memberi penjelasan
- Memberi komentar atau penilaian
- Memberi saran
- Menyampaikan sanggahan
- Membuktikan hipotesa
Karya
ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan
teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila
proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan
ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode
penulisannya.
Bila fakta yang
disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya
serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka
karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta
yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan
benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk
karya tulis non ilmiah.
Bentuk Karya
Ilmiah
Dalam
karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan
ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.
1. Karya Ilmiah
Berbentuk Makalah
Makalah pada
umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu
pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya
pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
2. Karya Ilmiah
Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah
jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi,
atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah
yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi,
yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk
jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3. Buku Ilmiah
Buku ilmiah
adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah
penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat
berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Ciri-Ciri Karya
Ilmiah
1. Struktur
Sajian
Struktur sajian
karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan),
bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan
pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang
ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian
penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang
tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan
Substansi
Komponen karya
ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang
dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis
dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya
bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa
menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan
Bahasa
Bahasa yang
digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan
kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Macam-Macam Karya
Ilmiah
1. Skripsi; adalah karya
tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana
(S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat
tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian
langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi
kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah
sumbangan material berupa penemuan baru.
2. Tesis; adalah jenis
karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode
pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta
mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan
menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis
dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan
dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3. Disertasi; adalah karya
tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu
pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam
melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu
disiplin ilmu pendidikan.
Sikap Ilmiah
Dalam penulisan
karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada.
Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu
ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
bidang kajiannya.
2)
Sikap kritis
Sikap kritis ini
terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan
bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya,
kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3)
Sikap obyektif
Sikap objektif
ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
4)
Sikap ingin menemukan
Selalu memberikan
saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen
dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru
dari pengamatan yang dilakukannya.
5)
Sikap menghargai karya orang lain
Sikap menghargai
karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas
sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari
pernyataan atau pendapat orang lain.
6)
Sikap tekun
Tidak bosan
mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya
meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum
selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan
teliti.
7)
Sikap terbuka
Sikap terbuka ini
terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan
keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik,
dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau
tidak sesuai.
A.
HAKIKAT KARYA ILMIAH
Karya ilmiah merupakan karya tulis
yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis,
disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta
didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.
Karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.
Karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
Karakteristik Karya Ilmiah
Karakteristik sebuah karya ilmiah dapat dikaji
dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap
penulis, serta penggunaan bahasa.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah
objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan
banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama
atau kedua.
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
A. PERSIAPAN
PENULISAN KARYA ILMIAH
A. Persiapan Penulisan Karya Ilmiah
A. Persiapan Penulisan Karya Ilmiah
Tahap
persiapan penulisan karya ilmiah terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut ini.
1. Pemilihan topik/masalah untuk tulisan, yang dapat dilakukan dengan cara merumuskan tujuan dengan jelas dan spesifik serta menentukan dan menelusuri topik tulisan agar lebih terfokus.
2. Pengidentifikasian calon pembaca.
3. Penentuan cakupan materi untuk tulisan.
1. Pemilihan topik/masalah untuk tulisan, yang dapat dilakukan dengan cara merumuskan tujuan dengan jelas dan spesifik serta menentukan dan menelusuri topik tulisan agar lebih terfokus.
2. Pengidentifikasian calon pembaca.
3. Penentuan cakupan materi untuk tulisan.
Pengumpulan
Informasi untuk Penulisan Karya Ilmiah
Pokok-pokok
materi yang telah anda pelajari adalah berikut ini.
1.
Proses pengumpulan data/informasi untuk keperluan penulisan karya ilmiah dapat
dilakukan dengan cara penelusuran bahan atau sumber bacaan di perpustakaan dan
melacak informasi dari orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu dengan jalan
mewawancarainya.
2.
Dalam memanfaatkan perpustakaan, ada beberapa bagian yang perlu diketahui cara
penggunaannya, yaitu encyclopedia, bibliografi, periodical, referensi, data
statistik, dan terbitan-terbitan pemerintah.
3.
Penelusuran pustaka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu lewat online
catalog, biasanya
menggunakan
terminal komputer sebagai sumber informasinya, dan card-catalog (kartu
katalog), dimana semua informasi tentang pengarang/penulis buku/artikel, judul
buku dan subjek/topik tulisan dicatat dalam kartu.
4.
Terdapat 3 (tiga) jenis kartu katalog yang dapat digunakan pada saat
penelusuran pustaka, yaitu kartu katalog yang berisi informasi tentang
pengarang/penulis, judul buku/artikel dan subjek/topik yang ditulis.
5.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelusuran data/informasi untuk
tulisan dengan cara wawancara adalah berikut ini.
a.
Menentukan siapa yang akan diwawancarai.
b. Mengembangkan pedoman wawancara.
c. Melaksanakan wawancara.
d. Mengolah data hasil wawancara.
6. Pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan merupakan salah satu prasyarat terpenting yang menentukan keberhasilan suatu wawancara. Pedoman wawancara ini harus dikembangkan berdasarkan cakupan materi atau permasalahan yang akan dikembangkan dalam karya tulis ilmiah.
TEKNIK MENULIS DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR ILMIAH
A. Menulis Karya Ilmiah
1. Karya tulis ilmiah adalah hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran yang didasarkan pada fakta, peristiwa, dan gejala yang disampaikan secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik, cermat, tepat, jujur, dan tidak bersifat terkaan, sistematis, dilengkapi dukungan dan pembuktian, tulus dan bersifat ekspositoris.
3. Empat tabu bagi penulis ilmiah adalah mengakui tulisan orang lain, menukangi, menutupi kebenaran dengan sengaja, dan menyulitkan pembaca.
4. Faktor yang mempengaruhi kualitas tulisan ilmiah dilihat dari penggunaan bahasa adalah pemilihan kata yang tepat, pendefinisian yang tepat, dan penulisan yang singkat. Sementara itu, tulisan karya ilmiah yang komunikatif dapat dihasilkan dengan memperhatikan gaya menulis, penyampaian ide, dan ekspresi.
B. Teknik Menulis Artikel Konseptual
1. Tiga faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektivitas tulisan adalah panjang tulisan, judul, dan nada.
2. Abstrak tulisan konseptual (75-100 kata) mencakup informasi tentang topik (yang dinyatakan dalam satu kalimat), tujuan, hipotesis, ruang lingkup artikel, sumber yang digunakan (misalnya observasi personal, literatur yang dipublikasikan), dan kesimpulan.
C. Teknik Menulis Laporan dan Artikel Penelitian
1. Tujuh aspek materi yang harus diperhatikan pada saat menulis laporan atau artikel ilmiah (Bartol, 1981) adalah signifikansi pertanyaan penelitian, reliabilitas, yang validitas instrumen penelitian, kesesuaian hasil dengan variabel yang diteliti, kesesuaian desain penelitian, keterwakilan populasi dalam partisipan, penerapan standar etika, dan kesiapan pelaporan hasil.
2. Tujuh aspek teknis yang harus diperhatikan kelengkapannya dalam menulis laporan atau artikel hasil penelitian adalah halaman judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi, dan referensi.
MENULIS KARYA ILMIAH
SESUAI DENGAN TARGET PEMBACA
A. Bagaimana Pembaca Memahami Tulisan
1. Input dalam proses membaca ialah bahan tertulis yang dibaca, sedangkan output-nya adalah pemahaman terhadap bahan tertulis tersebut. Input lainnya dalam kegiatan membaca ialah kondisi yang mempengaruhi pembaca. Kondisi tersebut diantaranya ialah kondisi internal pembaca yang meliputi pengetahuan dan pengalaman sebelumnya.
2. Pengetahuan pembaca terhadap kata berhubungan dengan aspek semantik, sintaktik, dan pragmatik dari kata tersebut. Aspek semantik berkaitan dengan makna luas dari sebuah kata itu. Aspek sintaktik terkait dengan pengkategorian kata. Pengetahuan pembaca mengenai aspek pragmatik memungkinkan pembaca memahami arti kata dalam tulisan berdasarkan arti secara keseluruhan dari tulisan tersebut.
b. Mengembangkan pedoman wawancara.
c. Melaksanakan wawancara.
d. Mengolah data hasil wawancara.
6. Pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan merupakan salah satu prasyarat terpenting yang menentukan keberhasilan suatu wawancara. Pedoman wawancara ini harus dikembangkan berdasarkan cakupan materi atau permasalahan yang akan dikembangkan dalam karya tulis ilmiah.
TEKNIK MENULIS DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR ILMIAH
A. Menulis Karya Ilmiah
1. Karya tulis ilmiah adalah hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran yang didasarkan pada fakta, peristiwa, dan gejala yang disampaikan secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik, cermat, tepat, jujur, dan tidak bersifat terkaan, sistematis, dilengkapi dukungan dan pembuktian, tulus dan bersifat ekspositoris.
3. Empat tabu bagi penulis ilmiah adalah mengakui tulisan orang lain, menukangi, menutupi kebenaran dengan sengaja, dan menyulitkan pembaca.
4. Faktor yang mempengaruhi kualitas tulisan ilmiah dilihat dari penggunaan bahasa adalah pemilihan kata yang tepat, pendefinisian yang tepat, dan penulisan yang singkat. Sementara itu, tulisan karya ilmiah yang komunikatif dapat dihasilkan dengan memperhatikan gaya menulis, penyampaian ide, dan ekspresi.
B. Teknik Menulis Artikel Konseptual
1. Tiga faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektivitas tulisan adalah panjang tulisan, judul, dan nada.
2. Abstrak tulisan konseptual (75-100 kata) mencakup informasi tentang topik (yang dinyatakan dalam satu kalimat), tujuan, hipotesis, ruang lingkup artikel, sumber yang digunakan (misalnya observasi personal, literatur yang dipublikasikan), dan kesimpulan.
C. Teknik Menulis Laporan dan Artikel Penelitian
1. Tujuh aspek materi yang harus diperhatikan pada saat menulis laporan atau artikel ilmiah (Bartol, 1981) adalah signifikansi pertanyaan penelitian, reliabilitas, yang validitas instrumen penelitian, kesesuaian hasil dengan variabel yang diteliti, kesesuaian desain penelitian, keterwakilan populasi dalam partisipan, penerapan standar etika, dan kesiapan pelaporan hasil.
2. Tujuh aspek teknis yang harus diperhatikan kelengkapannya dalam menulis laporan atau artikel hasil penelitian adalah halaman judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi, dan referensi.
MENULIS KARYA ILMIAH
SESUAI DENGAN TARGET PEMBACA
A. Bagaimana Pembaca Memahami Tulisan
1. Input dalam proses membaca ialah bahan tertulis yang dibaca, sedangkan output-nya adalah pemahaman terhadap bahan tertulis tersebut. Input lainnya dalam kegiatan membaca ialah kondisi yang mempengaruhi pembaca. Kondisi tersebut diantaranya ialah kondisi internal pembaca yang meliputi pengetahuan dan pengalaman sebelumnya.
2. Pengetahuan pembaca terhadap kata berhubungan dengan aspek semantik, sintaktik, dan pragmatik dari kata tersebut. Aspek semantik berkaitan dengan makna luas dari sebuah kata itu. Aspek sintaktik terkait dengan pengkategorian kata. Pengetahuan pembaca mengenai aspek pragmatik memungkinkan pembaca memahami arti kata dalam tulisan berdasarkan arti secara keseluruhan dari tulisan tersebut.
3.
Pemaknaan kata dijelaskan dalam dua teori berikut. Pertama, makna kata merujuk
pada objek yang dinyatakan oleh kata tersebut. Misalnya, makna kata “kursi”
terkait dengan objek yang digunakan untuk duduk. Namun, tidak semua kata
memiliki objek sebagai rujukannya. Teori lain menyatakan bahwa kata tidak
merujuk kepada objek tetapi pada konsep. Oleh karena itu kata tertentu tetap
digunakan meskipun objeknya telah berganti.
4.
Proses membaca dipengaruhi oleh empat kondisi pembaca, yaitu (1) kemampuan
pembaca dalam memproses kata dan kalimat, (2) kemampuan pembaca memahami apa
yang tersirat, (3) kemampuan pembaca menangani kata-kata baru, dan (4)
kemampuan pembaca untuk memilih informasi dalam tulisan berdasarkan kebutuhannya.
B. Target Pembaca
B. Target Pembaca
1.
Pemahaman terhadap target pembaca dan karakteristiknya merupakan kunci untuk
membuat tulisan ilmiah yang berhasil. Penulis perlu mencari tahu hal-hal yang
terkait dengan target pembaca melalui pertanyaan (1) siapa yang akan membaca
tulisan ini, (2) apa yang mereka ketahui mengenai subjek yang ditulis ini, (3)
mengapa mereka akan membaca tulisan ini, dan (4) bagaimana mereka akan membaca
tulisan ini?
2.
Target pembaca digolongkan dalam (1) masyarakat akademis, (2) masyarakat ilmiah,
(3) penyandang dana, dan (4) masyarakat umum.
3.
Karakteristik dari target pembaca masyarakat akademis ialah bersifat menguji
terhadap tulisan ilmiah yang dibacanya. Pembaca memfokuskan pada keakuratan
informasi serta cara memperoleh informasi tersebut.
4.
Karakteristik target pembaca ini ialah mereka membaca untuk menambah
pengetahuan keilmuan dalam bidangnya. Laporan ilmiah untuk target pembaca
masyarakat ilmiah mementingkan unsur kebaruan dan keaslian. Informasi ilmiah
yang baru dan orisinal sangat dihargai oleh target pembaca masyarakat akademis.
5.
Laporan ilmiah untuk target pembaca penyandang dana menekankan pada
kekonsistenan terhadap TOR. Informasi dalam laporan ilmiah perlu konsisten
dengan yang disyaratkan pada TOR. Meskipun laporan ilmiah merupakan “pesanan”
penyandang dana, namun objektivitas perlu dijaga sesuai dengan etika ilmiah.
Pengertian pesanan dalam hal ini, hanyalah menyangkut tujuan kegiatan ilmiah,
bukan pada hasilnya.
6.
Penulisan yang ditujukan pada target pembaca masyarakat umum memerlukan cara
mengomunikasikan hasil penelitian yang hati-hati, cermat, dan teliti.
Pengungkapan harus lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam dengan cara
pengungkapan bahasa sehari-hari yang populer. Istilah teknis sedapat mungkin
dihindari agar memudahkan pembaca memahaminya. Topik yang diangkat dalam
tulisan difokuskan pada informasi yang sudah pasti saja yang sudah disepakati
oleh kebanyakan pakar. Laporan ilmiah dengan target pembaca masyarakat umum
perlu menekankan pada informasi yang praktis dan terkait dengan kehidupan
sehari-hari mereka.
MENULIS KARYA ILMIAH
A. Sistematika dan Cara Penyusunan Laporan Penelitian
Secara umum, sistematika suatu laporan penelitian yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu (1) bagian pembuka, (2) bagian inti, dan (3) bagian penutup.
Bagian pembuka sebuah laporan penelitian lengkap harus mengandung komponen-komponen berikut ini.
1. Judul.
2. Halaman judul.
3. Halaman pengesahan.
4. Halaman penerimaan.
5. Kata pengantar.
6. Abstrak.
7. Daftar isi.
8. Daftar tabel.
9. Daftar grafik, bagan atau skema.
10. Daftar singkatan dan lambang.
MENULIS KARYA ILMIAH
A. Sistematika dan Cara Penyusunan Laporan Penelitian
Secara umum, sistematika suatu laporan penelitian yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu (1) bagian pembuka, (2) bagian inti, dan (3) bagian penutup.
Bagian pembuka sebuah laporan penelitian lengkap harus mengandung komponen-komponen berikut ini.
1. Judul.
2. Halaman judul.
3. Halaman pengesahan.
4. Halaman penerimaan.
5. Kata pengantar.
6. Abstrak.
7. Daftar isi.
8. Daftar tabel.
9. Daftar grafik, bagan atau skema.
10. Daftar singkatan dan lambang.
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila
laporan penelitian merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk
laporan penelitian dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh
unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan.
Bagian inti merupakan menyajikan atau
mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian inti
inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori,
metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan
secara lengkap.
1.
Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan.
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan.
2.
Kajian Pustaka dan Keterangan Teori
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisi terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisi terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.
3.
Metodologi Penelitian
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data serta kelemahan penelitian.
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data serta kelemahan penelitian.
4.
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Hasil dan pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
5.
Simpulan dan Saran
Simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Simpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan.
Simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Simpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan.
Bagian penutup pada umumnya terdiri dari (1) daftar pustaka, (2) lampiran, serta (3) daftar indeks dan glosarium. Daftar pustaka merupakan hal yang wajib dicantumkan, sedangkan lampiran dan daftar indeks hanya dituliskan apabila diperlukan. Daftar pustaka yang dimasukkan adalah hanya yang signifikan dan terkait dengan penelitian, baik dalam bentuk bahan cetakan, elektronik atau seminar. Daftar pustaka yang disusun sesuai standar internasional yang paling banyak digunakan, yaitu standar dari Association of American Psychology (APA).
Lampiran
dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan, instrumen penelitian, seperti
kuesioner atau daftar checklist untuk observasi, dan bentuk lain yang terkait
dengan penjelasan yang telah dipaparkan dalam bagian inti laporan.
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat pada laporan. Penulisan indeks harus berkelompok berdasarkan abjad awal kata atau istilah yang akan dituliskan. Penulisan indeks ditujukan agar pembaca dapat dengan cepat mencari istilah atau kata-kata khusus yang terdapat dalam laporan tersebut.
B. Sistematika dan Cara Penyusunan Makalah
Makalah pada dasarnya merupakan bentuk karya ilmiah yang paling sederhana di antara karya ilmiah lainnya. Menurut Efendi (1991) makalah diartikan sebagai karya ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah juga dapat berupa penyajian pemikiran ataupun mendiskusikan suatu wacana yang dianalisis secara ilmiah, yang juga terdiri dari bagian pembuka, inti dan penutup.
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat pada laporan. Penulisan indeks harus berkelompok berdasarkan abjad awal kata atau istilah yang akan dituliskan. Penulisan indeks ditujukan agar pembaca dapat dengan cepat mencari istilah atau kata-kata khusus yang terdapat dalam laporan tersebut.
B. Sistematika dan Cara Penyusunan Makalah
Makalah pada dasarnya merupakan bentuk karya ilmiah yang paling sederhana di antara karya ilmiah lainnya. Menurut Efendi (1991) makalah diartikan sebagai karya ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah juga dapat berupa penyajian pemikiran ataupun mendiskusikan suatu wacana yang dianalisis secara ilmiah, yang juga terdiri dari bagian pembuka, inti dan penutup.
Bagian
pembuka pada penulisan pada penulisan makalah sangat sederhana dan umumnya
dituangkan dalam halaman judul saja. Karena sifatnya yang singkat, pada umumnya
antara 5-20 halaman tergantung keperluan dan aturan yang dikenakan maka pada
makalah tidak lazim disertakan keterangan, misalnya “Daftar Isi” dan “Kata
Pengantar”.
Bagian Inti makalah hasil penelitian, seperti halnya pada laporan penelitian, berisi pengantar/pendahuluan, metodologi penelitian, kajian pustaka dan kerangka teori, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran. Perbedaannya dengan laporan penelitian, penyampaian uraian unsur-unsur ini dalam makalah disajikan dalam versi yang lebih singkat.
Bagian Penutup digunakan untuk menyampaikan simpulan hasil penelitian.
C. Penyusunan Abstrak
Secara umum abstrak dapat diartikan sebagai versi mini dari sebuah karya ilmiah. Menurut Houghton (1975) abstrak dapat didefinisikan sebagai rangkuman informasi yang terdapat dalam sebuah dokumen. Abstrak untuk karya ilmiah harus menyajikan rangkuman singkat dari tiap bagian penting dalam karya ilmiah seperti pembukaan, kajian materi dan metode, hasil, dan pembahasan.
Dalam penulisan sebuah karya, setidaknya ada dua jenis yaitu: abstrak informatif dan abstrak deskriptif. Abstrak informatif merupakan ringkasan dan memuat hal-hal pokok yang asli dalam sebuah karya ilmiah. Abstrak informatif banyak digunakan dalam penulisan makalah jurnal atau penulisan karya ilmiah hasil penelitian. Abstrak deskriptif dirancang untuk menunjukkan subjek atau bahasan dari sebuah karya ilmiah, yang mempermudah calon pembaca untuk memutuskan akan membaca seluruh karya tersebut atau tidak.
Abstrak sebuah karya ilmiah dapat diterbitkan bersama-sama dengan naskah aslinya, tetapi dapat juga diterbitkan secara tersendiri. Apabila abstrak diterbitkan bersama dengan naskah aslinya maka abstrak dapat berfungsi sebagai petunjuk depan atau heading bagi pembaca. Dengan membaca abstrak, pembaca mengetahui tentang isi tulisan tersebut seehingga pembaca dapat menentukan secara cepat apakah dia perlu membacanya atau tidak membaca dengan cepat.
Abstrak untuk karya tulis hasil penelitian menggunakan jenis abstrak informatif yang memiliki struktur yang jelas. Seperti telah dijelaskan sebelumnya abstrak penulisan laporan penelitian pada intinya terdiri dari 5 hal penting, yaitu (1) latar belakang, (2) tujuan, (3) metode, (4) hasil, dan (5) simpulan.
PRESENTASI LISAN YANG EFEKTIF
A. Kriteria dan Persiapan Presentasi Efektif
Bagian Inti makalah hasil penelitian, seperti halnya pada laporan penelitian, berisi pengantar/pendahuluan, metodologi penelitian, kajian pustaka dan kerangka teori, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran. Perbedaannya dengan laporan penelitian, penyampaian uraian unsur-unsur ini dalam makalah disajikan dalam versi yang lebih singkat.
Bagian Penutup digunakan untuk menyampaikan simpulan hasil penelitian.
C. Penyusunan Abstrak
Secara umum abstrak dapat diartikan sebagai versi mini dari sebuah karya ilmiah. Menurut Houghton (1975) abstrak dapat didefinisikan sebagai rangkuman informasi yang terdapat dalam sebuah dokumen. Abstrak untuk karya ilmiah harus menyajikan rangkuman singkat dari tiap bagian penting dalam karya ilmiah seperti pembukaan, kajian materi dan metode, hasil, dan pembahasan.
Dalam penulisan sebuah karya, setidaknya ada dua jenis yaitu: abstrak informatif dan abstrak deskriptif. Abstrak informatif merupakan ringkasan dan memuat hal-hal pokok yang asli dalam sebuah karya ilmiah. Abstrak informatif banyak digunakan dalam penulisan makalah jurnal atau penulisan karya ilmiah hasil penelitian. Abstrak deskriptif dirancang untuk menunjukkan subjek atau bahasan dari sebuah karya ilmiah, yang mempermudah calon pembaca untuk memutuskan akan membaca seluruh karya tersebut atau tidak.
Abstrak sebuah karya ilmiah dapat diterbitkan bersama-sama dengan naskah aslinya, tetapi dapat juga diterbitkan secara tersendiri. Apabila abstrak diterbitkan bersama dengan naskah aslinya maka abstrak dapat berfungsi sebagai petunjuk depan atau heading bagi pembaca. Dengan membaca abstrak, pembaca mengetahui tentang isi tulisan tersebut seehingga pembaca dapat menentukan secara cepat apakah dia perlu membacanya atau tidak membaca dengan cepat.
Abstrak untuk karya tulis hasil penelitian menggunakan jenis abstrak informatif yang memiliki struktur yang jelas. Seperti telah dijelaskan sebelumnya abstrak penulisan laporan penelitian pada intinya terdiri dari 5 hal penting, yaitu (1) latar belakang, (2) tujuan, (3) metode, (4) hasil, dan (5) simpulan.
PRESENTASI LISAN YANG EFEKTIF
A. Kriteria dan Persiapan Presentasi Efektif
Presentasi
yang efektif memenuhi kriteria sebagai presentasi yang komunikatif, memicu
berpikir pendengarnya dan memotivasi untuk melakukan tindakan sebagai tindak
lanjut. Di samping itu, presentasi efektif, materi atau isinya harus akurat,
benar, tepat, dan lengkap.
Mempersiapkan suatu presentasi dilakukan melalui serangkaian langkah. Pertama, menganalisis siapa yang akan menjadi peserta atau pendengar presentasi, dengan memperhatikan di antaranya karakteristik, pekerjaan dan minat mereka. Pemahaman terhadap pendengar akan membantu pembicara untuk membuat kaitan atau hubungan antara topik yang dibahas dengan kebutuhan dan minat peserta. Langkah kedua, menyusun garis besar materi dan melengkapi persiapan melalui riset tambahan, dilanjutkan dengan menyiapkan visual dan berlatih melakukan presentasi dengan menggunakan perangkat presentasi yang telah dikembangkan.
B. Menyampaikan Presentasi
Mempersiapkan suatu presentasi dilakukan melalui serangkaian langkah. Pertama, menganalisis siapa yang akan menjadi peserta atau pendengar presentasi, dengan memperhatikan di antaranya karakteristik, pekerjaan dan minat mereka. Pemahaman terhadap pendengar akan membantu pembicara untuk membuat kaitan atau hubungan antara topik yang dibahas dengan kebutuhan dan minat peserta. Langkah kedua, menyusun garis besar materi dan melengkapi persiapan melalui riset tambahan, dilanjutkan dengan menyiapkan visual dan berlatih melakukan presentasi dengan menggunakan perangkat presentasi yang telah dikembangkan.
B. Menyampaikan Presentasi
Kegiatan
belajar ini membahas tentang berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menyajikan suatu presentasi. Pokok yang dibahas mencakup bagaimana rasa cemas
sebagai pembicara yang sering menghambat seseorang untuk dapat berbicara dengan
efektif, dengan cara menguasai materi pembicaraan dengan baik. Dalam
menyampaikan presentasi perlu memberikan penekanan pada pokok-pokok pikiran
yang penting dan menggunakan ilustrasi dalam berbagai bentuk visual,
menggunakan pandangan mata untuk berkomunikasi dengan pendengar, menggunakan
tanya jawab untuk memberikan klarifikasi berbagai pokok pembahasan serta
menepati waktu presentasi bik pada waktu memulai dan mengakhiri presentasi.
Pembicara yang baik perlu melakukan evaluasi apa yang telah dilakukan dan menggunakan hasilnya untuk perbaikan presentasi
Pembicara yang baik perlu melakukan evaluasi apa yang telah dilakukan dan menggunakan hasilnya untuk perbaikan presentasi
CONTOH KARYA ILMIAH
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997,
didefenisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup. Pada dasarnya
lingkungan hidup dikenal sebagai tempat dimana semua makhluk hidup tinggal dan melakukan
kehidupannya sehari-hari.
Di saat sekarang ini masyarakat sudah tidak
peduli lagi terhadap lingkungan hidup tempat mereka tinggal. Hal ini telihat
dari semakin sedikitnya masyarakat yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Banyak masyarakat yang merusak lingkungan atau mengeksploitasi lingkungan
secara berlebihan. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan.
Selain itu, kegiatan manusia dalam melakukan
pekerjaannya juga menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Banyak polutan
yang menyebabkan lingkungan menjadi tercemar dan kotor. Hal ini juga terjadi di
lungkangan sekitar tempat tinggal penulis.
Berdasarkan kondisi dan keadaan di lingkungan
tersebut, penulis menyusun karya tulis ini agar dapat memberikan informasi
mengenai keadaan lingkungan sekitar penulis yang sudah banyak tercemar akibat
kegiatan masyarakat sekitar.
1.2 Batasan Masalah
Didalam
pembuatan karya tulis ini penulis akan membahas mengenai defenisi lingkungan
hidup dan jenis – jenis zat yang mengakibatkan pencemaran
lingkungan. Penulis akan membahas mengenai beberapa masalah, yaitu :
a. Lingkungan
hidup dan perubahannya
b. Faktor
penyebab perubahan lingkungan hidup
c. Pencemaran
lingkungan hidup dan zat pencemarnya.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarka
latar belakang yang menjadi alasan penulis membuat karya ilmiah ini, penulis
membuat karya ilmiah ini dengan tujuan untuk :
a. Memberi
tahukan kepada pembaca mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi di lingkungan
sekitar tempat tinggal penulis.
b. Dapat
mengajak pembaca untuk mengurangi kebiasaan membuang sampah sembarangan dan
menyebabkan pencemaran lingkungan.
c. Untuk
melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
1.4 Metode Penelitian
Dalam membuat karya ilmiah ini, penulis mengunakan metode studi pustaka.
Penulis mempelajari beberapa buku referensi yang sesuai dengan permasalahan
yang penulis bahas dalam karya ilmiah ini.
Penulis juga mengunakan metode
penelitian,yakni penulis meninjau lokasi tempat pencemaran yang ada di
lingkungan penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan
Hidup dan Perubahannya.
Lingkungan hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997, didefenisikan sebagai kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup. Dalam pengelolaan lingkungan hidup, manusia
mempunyai peran yang sangat penting, karena pengelolaan lingkungan hidup pada
akhirnya ditujukan untuk keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi ini.
Istilah lingkungan hidup pertama kali dimunculkan oleh Ernst Haeckel pada tahun
1886, yang menunjuk kepada keseluruhan organism atau pola hebungan antar organism
dan lingkungannya. Ekologi adalah cabang dari ilmu Biologi yang mempelajari
mengenai lingkungan hidup (Ekosistem) atau planet bumi ini secara keseluruhan.
Lingkungan hidup mempunyai fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai tempat
kediaman dan sebagai sumber kehidupan.
Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan. Peranan ekosistem diantaranya :
a. Pemurnian
udara dan air
b. Pengurangan
kekeringan dan banjir
c. Pembentukan
dan pemeliharaan kesuburan tanah
d. Detoksifikasi
(penetralan racun) dan dekomposisi (penguraian sampah)
e. Penyerbukan
tanaman perkebunan dan vegetasi alami
f. Penyebaran
benih
g. Siklus dan
pergerakan nutrien
h. Pengendalian
mayoritas hama agrikultur potensial secara luas
i. Pemeliharaan
biodiversitas
j. Perlindungan
pantai dari erosi oleh ombak
k. Perlindungan
dari sinar ultraviolet matahari yang berbahaya
l. Stabilitas
iklim parsial
m. Pengendalian cuaca yang
ekstrim dan dampaknya
Pembangunan yang dilakukan saat ini bertujuan
untuk mencukupi kebutuhan manusia. Pembangunan diutamakan untuk “pertumbuhan
ekonomi” yang tidak ramah lingkungan. Semuanya itu menyebabkan pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup. Pengaruh terhadap lingkungan sebagai akibat
pengurasan dan pemborosan sumber daya alam serta pencemaran lingkungan di
antaranya adalah :
1. Peningkatan
pencemaran limbah B3 (bahan buangan barbahaya beracun)
2. Peningkatan
hujan asam
3. Penipisan
gas O3 (lapisan ozon) di atmosfir yang merupakan pelindung bumi
dari berbagai sinar kosmis yang membahayakan kesehatan.
4. Peningkatan
gas-gas rumah kaca seperti CO2, CH4, CPC, dan N2O
5. Pemanasan
global
6. Punahnya
hutan tropis dengan laju kepunahan 100.000 km2/tahun
7. Degradasi
keanekaragaman hayati bumi
8. Penyusutan
tanah subur dan peningkatan tanah kritis
9. Krisis air
bersih
Dengan kondisi seperti ini, lingkungan hidup perlu diatur dan dikelola dengan
baik sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal, mencukupi kebutuhan hidup
generasi saat ini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
hidup generasi yang akan datang. Saat ini, telah dikembangkan berbagai macam
cara untuk melestarikan lingkungan hidup. Seperti pengolahan sampah dan
pemakaian sumber energi alternatif.
B. Faktor
penyebab perubahan lingkungan hidup.
1. Perubahan lingkungan
akibat aktivitas manusia.
1) Pencemaran
lingkungan
2) Penebangan
hutan
3) Pembangunan
4) Penggunaan
pestisida
2. Perubahan lingkungan
akibat faktor alam
a. Banjir
b. Gempa bumi
c. Gunung
meletus
C. Pencemaran
Lingkungan Hidup
1. Pencemaran
Dalam UU no.
4/1992 diperbarui dengan UU no. 23/997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
didefenisikan sebagai masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen
lain ke dalam lingkungan dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukkannya. Dengan demikian bahan yang diintroduksi ke lingkungan adalah
pencemar atau polutan.
2. Jenis – Jenis Pencemaran.
a) Pencemaran
Udara
Udara di alam tidak pernah benar-benar bebas pencemar sama sekali karena
berbagai kegiatan alami seperti kegiatan vulkanik, pembusukan sampah, dan
pembakaran hutan menghasilkan gas SO2, H2S, dan CO sebagai produk
sampingnya. Di samping itu partikel bisa tersebar melalui angin dan kegiatan
vulkanik. Kegiatan lain yang dapat meningkatkkan pencemar di udara adalah
kegiatan manusia. Sumber pencemar udara primer adalah CO, Nox, Hidrokarbon
(HC), Sox, dan partikel. Sumber utama pencemar udara berasal dari
transportasi yang menyumbang hampir 60% CO dan 15% HC.
Polutan pencemaran udara yaitu :
1) Karbon
Dioksida (CO2).
Karbon dioksida dihasilkan dari pemakaian bahan
bakar fosil (minyak bumi atau batubara), pembakaran gas alam dan hutan,
respirasi, dan pembusukan.
2) Sulfur
Dioksida (SO2) dan Nitrogen Monoksida (NO).
Berasal dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak
bumi atau batubara), misalnya gas buangan kendaraan.
3) Karbon
Monoksida (CO).
Berasal dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak
bumi atau batubara) dan gas buangan kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak
sempurna. Selain itu, CO juga bisa berasal dari pembakaran sampah dan industri.
4) Kloro
fluoro karbon (CFC).
Berasal dari pendingin ruangan, lemari es, dan
perlengkapan yang menggunakan penyemprot aerosol.
5) Dioksin.
Dioksin terdiri dari 210 senyawa yang termasuk
golongan polychlorinated dibenzo-p-dioksin (PCDD) dan polychlorinated
dibenzofuran (PCDF). Dioksin bersifat karsinogenik (bahan yang diduga penyebab
kanker) kuat dan menyebabkan perubahan system hormon, pertumbuhan abnormal,
mengganggu janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penghambatan system
kekebalan tubuh.
Sumber dioksin adalah pembakaran bahan bakar
biomassa, limbah pertanian, dan sampah. Pembentukan dioksin terjadi saat
pembakaran bahan yang mengandung khlor seperti limbah tumbuhan, banyak jenis
kertas, dan berbagai jenis plastic, juga bensin bertimbal yang mengandung
khlor. Penyebaran dioksin dapat melalui udara lalu mengendap di permukaan
tanah, bangunan, air, daun, dan lain-lain.
6) Nitrogen
Oksida(NO).
Sumber NO terbanyak dilepaskan dari hasil
kegiatan bakteri dalam bentuk NO namun tidak menyebabkan masalah karena
tersebar secara merata. Sumber lain yang bermasalah yaitu yang berasal dari
kegiatan manusia seperti pembakaran arang, minyak gas alam dan
bensin/transportasi karena dapat menumpuk di suatu lokasi tertentu dalam jumlah
yang cukup besar. gas NO dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman, seperti
munculnya bintik pada daun, nekrosis, sampai menghambat kecepatan pada fotosintesis.
Selain itu, NO dapat menyebabkan paralisis system saraf pada hewan.
7) Hidrokarbon
(HC) dan Oksidan Fotokimia.
Hidrokarbon dihasilkan dari kegiatan manusia
dengan sumber utama transportasi (sekitar 50%), pembakaran gas, minyak, arang
an kayu, proses industri, pembuangan sampah, kebakaran hutan dan sebagainya.
Bahaya polutan HC berasal dari hasil reaksi fotokimia yang melibatkan sinar
matahari dan siklus fotolitik NO. dampak HC dan oksida fotokimia terhadap
tumbuhan beragam seperti nekrosis, daun muda rusak, menghambat pertumbuhan, dan
bagian-bagian bunga mati. Sedangkan dampak terhadap manusia meliputi iritasi
mukosa dan mata, gangguan sistem pernapasan serta hilangnya koordinasi tubuh.
8) Timbal
(Pb).
Gas Pb dihasilkan dari pembakaran zat aditif
bensin. Sumber lain partikel Pb adalah pabrik alkil Pb dan Pb oksida dan
pembakaran arang.
9) Sulfur
Oksida (SO).
Berasal dari aktifitas vulkanik an aktifitas
manusia seperti pembakaran arang, minyak, dan gas. Sumber lainnya yaitu proses
industri seperti pemurnian petroleum, industry H2SO4, dan
peleburan baja. dampak sulfur terhadap tanaman menyebabkan warna daun memucat,
kering, dan mati sedangkan dampak kronis menyebabkan daun kuning karena
pembentukan klorofil terhalang. Pengaruh terhadap manusia menyebabkan iritasi
pada sistem respirasi dan merupakan polutan yang berbahaya untuk orang tua dan
penderita kronis system pernapasan dan kardiovaskuler.
10) Partikel.
Polutan jenis ini berada di udara dalam jumlah
cukup tinggi terutama di kota. Sumbernya berasal dari kegiatan vulksnik
sedangkan sumber utama dari kegiatan manusia berasal dari pembakaran diikuti
industri seperti peleburan baja. Partikel mengganggu proses fotosintesis karena
kerak yang terbentuk dari campuran partikel dan uap air di daun yang tidak
tercuci dengan air hujan.
11) Pengaruh rumah kaca.
Rumah kaca dapat menyebabkan terjadinya pemanasan
global, yaitu naiknya suhu bumi akibat meningkatnya gas rumah kaca dan
menyebabkan kandungan energi meningkat mendorong terjadinya perubahan iklim
antara lain frekuensi dan intensitas badai dan peristiwa ekstrim lainnya.
b) Pencemaran
Air
Sumber pencemaran air meliputi sebagai berikut :
1) Padatan
Polutan dalam bentuk padatan terbagi ke dalam
padatan terendapkan (sedimen), tersuspensi, dan koloid,terlarut, lemak, dan
minyak. Sedimen adalah padatan yang langsung mengendap jika air didiamkan
beberapa saat karena ukurannya relatif besar. sedimen merupakan padatan yang
umum ditemukan dalam air permukaan akibat erosi. Padatan menyebabkan air sungai
menjadi keruh, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung kecuali ada
gangguan kesetimbangan menyebabkan terjadinya penggumpalan dan pengendapan.
2) Limbah
Pertanian.
Kegiatan pengolahan tanah (menyebabkan
sedimentasi), pemupukan, dan pemberantasan hama merupakan kegiatan yang menjadi
sumber terlepasnya limbah pertanian ke perairan karena biasanya tidak semua
pupuk dan pestisida yang terpakai. Pupuk yang kaya unsure hara akan menyebabkan
terjadinya eutrofikasi dan kerusakan ekosistem. Beberapa polutan yang biasa
dipakai pada pertanian :
¹ Obat insektisida, bisa mematikan
biota air.
¹ Pupuk, menyebabkan eutrofikasi,
yakni suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong
terjadinya kehidupan organism anaerob.
3) Limbah
Rumah Tangga.
¹ Bahan organik, menyebabkan biota air
mati.
¹ Bahan anorganik, menyebabkan banjir.
¹ Bahan biologis, menyebabkan
timbulnya penyakit.
4) Limbah
Industri.
Limbah industri meliputi bahan organik dan bahan
anorganik.
5) Mikroorganisme
Mikroorganisme di dalam air berasal dari udara,
tanah, sampah, lumpur, tanaman/hewan hidup dan mati, serta bahan organik
lainnya. Lama tidaknya mikroorganisme di dalam air tergantung kecocokan kondisi
air dengan syarat hidupnya. Air bisa menjadi media bagi penyebaran penyakit
patogen yang berbahaya. Jumlah dan jenis mikroorganisme tergantung pada sumbeer
air, komponen nutrient dalam air, bahan toksik, organism air, dan factor fisik.
6) Logam
Berat.
Logam berat yang sering menjadi polutan di
perairan adalah Hg, Pb, As, Cd, Cr, dan Ni. Merkuri secara alami banyak
ditemukan dalam bentuk tergabung dengan bahan lain dan tersebar di karang,
tanah, udara, dan air serta organism melalui proses fisik, kimia, dan biologi
yang kompleks.
7) Penangkapan
Ikan dengan Menggunakan racun.
Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan beracun
(seperti potassium), selain dapat mencemari air, juga bisa membunuh anakan ikan
atau bibit ikan yang masih kecil, dan organism lainnya yang berada di
lingkungan air tersebut.
c) Pencemaran
Tanah.
Jenis polutan tanah yaitu :
1) Senyawa Xenobiotik Organik.
Senyawa ini
ditemukan dalam tanah dan beberapa diketahui bersifat karsinogenik (penyebab
kanker), teragenik, dan atau mutagenic(penyebab mutasi). Senyawa ini masuk
kedalam lingkungan alami secara langsung dari penggunaan pestisida atau
kebocoran karena kecelakaan atau secara tidak langsung melalui pembuangan
limbah yang tidak tepat menghasilkan polusi dalam bentuk emisi gas, kontaminasi
air larian, atau cairan yang dihasilkan dari pengomposan.
2) Nitrat dan Fosfat.
Nitrat dan fosfat dibuang ke perairan dalam
bentuk limbah rumah tangga, limbah industri, air larian dari kota dan desa, dan
limbah pertanian. Dampak yang mungkin terjadi akibat adanya nitrogen dalam
tanah adalah kondisi terlewat subur, pencemaran pada sumber air minum yang
berpotensi menyebabkan kanker.
3) Sulfur dan Nitrogen Oksida.
4) Logam.
Biotransfer logam toksik dari tanah yang
terkontaminasi terhadap tumbuhan yang akhirnya dikonsumsi manusia dan hewan
domestik lainnya. Logam bisa berada dalam bentuk bagian dari mineral tanah,
senyawa yang terndapkan, diserap dalam pertukaran organik dan anorganik pada
permukaan, organic terlarut dalam larutan tanah, dan dalam tubuh biota.
5)
Pencemar lainnya.
Sumber pencemar tanah lainnya adalah feses,
menyebabkan penyakit cacing meningkat. Pencemar tanah yang lainnya adalah
timbale (Pb) dari bensin sehingga transportasi menjadi sumber pencemar
terpenting.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal kita sudah banyak tercemar
oleh kegiatan masyarakat sehari-hari.
Lingkungan hidup adalah tempat tinggal semua
makhluk hidup, baik manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Saat ini terjadi
perubahan lingkungan yang disebabkan oleh :
a. Aktivitas manusia
b. perubahan kondisi alam.
Di lingkungan tempat tinggal penulis dan juga lingkungan sekolah penulis banyak
terjadi pencemaran lingkungan. Kebanyakan akibat pembuangan sampah secara
sembarangan oleh masyarakat. Pencemaran yang terjadi yaitu pencemaran tanah,
pencemaran air, dan pencemaran udara.
Adapun bahan – bahan yang banyak mencemari lingkungan di antaranya :
1. Sampah dari kegiatan rumah tangga.
2. Limbah Industri yang tidak di olah sebelum
dibuang.
3. Limbah pertanian akibat pemakaian yang tidak
sesuai aturan.
3.2 Saran
Setelah mengetahui kondisi lingkungan sekitar
tempat tinggal penulis, hendaknya pembaca yang juga tinggal di lingkungan yang
sama dengan penulis tergerak hatinya untuk melestarikan lingkungan dan tidak
membuang sampah secara sembarangan. Karena lingkungan ini adalah lingkungan
kita yang penting untuk dijaga kelestariannya untuk meningkatkan kualitas hidup
kita.